Bahan Bacaan Peserta:
Penanganan dan Wawancara Korban Perdagangan Orang
PENANGANAN DAN WAWANCARA KORBAN PERDAGANGAN ORANG:
TANGGUNG-JAWAB DAN KEAHLIAN
Dokumen berikut ini
menggambarkan semua tanggung-jawab profesional yang dimiliki para pihak
pendukung (dokter, staf LSM, staf pemerintahan, pekerja sosial, anggota
kepolisian, dll) ketika menangani para korban perdagangan orang. Meski secara
khusus digunakan dalam menangani korban perdagangan orang, namun
prinsip-prinsip penanganan dan wawancara ini dapat pula dilakukan dalam
berhadapan dengan korban pelanggaran hak-hak pekerja migran di negara tujuan,
terutama pekerja migran yang mengalami pelanggaran hak-hak berupa kekerasan dan
eksploitasi.
Untuk memperoleh keahlian
dalam memenuhi semua tanggung jawab ini dibutuhkan kerelaan hati untuk belajar
bagaimana berkomunikasi dengan, mendengarkan dan menanggapi para korban
perdagangan orang dalam situasi-situasi yang mudah rapuh. Di samping menjadi
tanggung jawab inti, menjalankan semua tanggung jawab dengan cakap dan sensitif
merupakan sesuatu yang amat diperlukan untuk menumbuhkan ketabahan seseorang.
Sebenarnya, segala pertemuan dengan para pihak pendukung dapat dipandang
sebagai bagian dari proses penyembuhan. Pertemuan-pertemuan yang positif dapat
membantu membangun rasa percaya seseorang terhadap yang lain, meningkatkan rasa
percaya diri, dan menaruh harapan akan masa depan. Di sisi lain, pengalaman-pengalaman
buruk dapat membuat orang merasa malu, ternoda, tak berdaya, dan putus asa.
Bertindak secara tidak bersahabat tampaknya akan kontraproduktif, baik bagi
maksud pewawancara maupun bagi kesehatan korban perdagangan orang.
Pada umumnya, prinsip-prinsip
ini sebaiknya diterapkan dengan cara yang sesuai dengan realitas tekanan,
hambatan, komplikasi, dan segala kemampuan setiap situasi perseorangan.
Prinsip-prinsip ini secara singkat menjadi pedoman perlakuan yang layak bagi
para korban perdagangan orang. Bertindak berdasarkan moral dan secara layak
berarti mempertimbangkan di atas segala-galanya hal terbaik bagi kepentingan
setiap orang dalam segala keadaannya.
Untuk perihal anak-anak (di
bawah usia 18 tahun) dan orang-orang yang memerlukan bantuan khusus (contohnya,
penderita cacat mental, penderita gangguan psikologis yang parah),
prinsip-prinsip berikut ini harus dipertimbangkan dalam hubungan dengan
prosedur-prosedur relevan dan spesifik lainnya (contohnya, anak-anak tak
berpendamping, orang-orang yang membutuhkan wali yang ditunjuk atau wakil sah,
dsb).
Ingatlah bahwa setiap teks
yang berbunyi “orang yang diperdagangkan”, dalam kasus di mana korban
perdagangan tersebut adalah seorang anak tak berpendamping atau seorang dewasa
yang memerlukan wali sah, harus dimaksudkan sebagai “orang atau wali dari orang
yang diperdagangkan”. Setiap teks yang berbunyi “pihak pendukung” atau “staf
pendukung” harus dibaca sebagai seseorang yang kerjanya menyediakan pelayanan
khusus bagi korban perdagangan orang, seperti dokter, penyedia layanan
kesehatan, seorang staf lembaga swadaya masyarakat, pegawai pemerintahan,
pekerja sosial atau anggota kepolisian.
PRINSIP-PRINSIP PANDUAN IOM
Hindari bahaya
Jamin keselamatan, keamanan
dan kenyamanan
Jamin privasi
Jamin kerahasiaan
Berikan informasi
Minta persetujuan verbal
Hindari bahaya
Risiko tinggi sehubungan
dengan perdagangan orang, keadaan banyak korban yang rapuh, dan kemungkinan
meningkatnya trauma, dan pentingnya aturan dasar ini tidak boleh
dibesar-besarkan. Jika ada alasan untuk percaya bahwa pelaksanaan sebuah
wawancara, tes atau prosedur membuat keadaan orang yang ditangani lebih buruk
daripada sebelumnya, sebaiknya kegiatan ini tidak dilaksanakan. Perlakukan
setiap orang dan setiap situasi seolah-olah ada potensi timbulnya bahaya sampai
Anda yakin bahaya itu tidak ada.
Jamin keselamatan, keamanan
dan kenyamanan
Sangat penting untuk yakin
bahwa orang yang dihadapi merasa aman dan tenang, sebelum diajak berbicara.
Tidak boleh ada dialog mendasar bila orang itu tidak merasa tenteram. Meskipun
keselamatan seseorang telah ditinjau ulang sebelumnya dengan maksud yang
berbeda, pihak-pihak pendukung harus bertanya apakah pada saat ini orang
tersebut merasa aman dan apakah ada hal-hal yang perlu dilakukan untuk
membuatnya merasa lebih tenang.
Pada saat yang sama, wajib
untuk bertanya kepada para korban perdagangan orang secara spesifik apakah
mereka sedang membutuhkan penanganan medis (contohnya, tidak hanya bertanya
“Apakah Anda baik-baik saja?”). Tidak boleh ada orang yang diharuskan mengikuti
wawancara, kegiatan atau menunggu suatu kegiatan pada saat ia sedang sakit,
merasa tidak nyaman atau sedang sangat membutuhkan perhatian medis. Dengan
memfokuskan perhatian pada tugas yang ada (misalnya, pengumpulan informasi dan
penyediaan bantuan), para pihak pendukung dapat melupakan untuk sementara bahwa
para korban perdagangan manusia menderita trauma fisik dan psikologis yang
seringkali berakibat pada masalah kesehatan yang berkepanjangan. Gejala fisik
dan psikologis ini bisa menjadi sangat akut bila seseorang berada di bawah
tekanan, seperti pada saat wawancara atau berada di lokasi pelayanan. Para
pihak pendukung harus secara spesifik bertanya demikian:
- “Bagaimana perasaan Anda
saat ini?”
- “Apakah Anda merasa sakit
atau tidak nyaman atau mengalami masalah kesehatan yang membutuhkan bantuan
dokter atau perawat?” [Untuk dokter: “…rasa tidak nyaman perlu saya ketahui
sebelum kita mulai?”]
- Apakah Anda mempunyai alasan
untuk percaya bahwa mengikuti [wawancara, prosedur, kegiatan] ini sekarang akan
menimbulkan masalah bagi Anda atau membuat Anda merasa sakit?”
Masalah-masalah kesehatan
ringan pun perlu diperhatikan. Misalnya, sakit kepala biasanya paling umum
diderita para korban perdagangan orang dan barangkali perlu berkonsultasi
dengan seorang dokter yang dapat memberikan obat penenang atau obat lainnya
yang cocok agar si penderita dapat berpartisipasi tanpa rasa sakit.
Bila pertanyaan-pertanyaan
diarahkan pada hal-hal yang urgen dan berkaitan dengan kesehatan, penting untuk
membuat orang yang ditanya merasa senyaman mungkin. Hal ini dapat dilakukan
dengan menawarkan segelas air minum atau teh, menawarkan kamar kecil pribadi,
atau menawarkan kursi yang nyaman atau pengaturan tempat duduk lainnya. Dalam
mengatur posisi tempat duduk, penting untuk diperhatikan agar pewawancara
jangan sampai berdiri atau duduk di balik sebuah meja (yakni, pada posisi yang
resmi dan jarak jauh) dan posisi duduk harus kondusif agar keduanya dapat
saling mendengarkan (yakni, tidak membuat orang yang diperdagangkan secara
gelap membeberkan persoalan pribadinya). Segala persoalan yang berhubungan
dengan kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan dapat mempengaruhi cara
seseorang berinteraksi dengan para pihak pendukung dan menanggapi upaya mereka.
Perhatian: Mungkin saja akan
timbul hal-hal yang membuat seorang korban perdagangan orang merasa cukup sehat
untuk diwawancarai atau berpartisipasi dalam kegiatan suatu program, tetapi
para pihak pendukung menemukan petunjuk bahwa ia tidak cukup fit (contohnya,
menderita masalah kesehatan mental, kekhawatiran berlebihan, keletihan, dll.).
Dalam kasus-kasus seperti ini, pihak pendukung harus segera berkonsultasi
dengan seorang tenaga medis profesional yang dapat mengadakan uji coba yang
lebih tuntas atas kondisi si penderita.
Jamin privasi
Semua wawancara dan prosedur
dengan para korban perdagangan orang harus dilaksanakan di tempat yang aman dan
pribadi, dan dilangsungkan dalam suasana yang menjamin privasi penuh. Sekalipun
dalam kantor yang berukuran kecil dan sesak, atau pertemuan berlangsung di luar
gedung, privasi harus tetap dijamin. Jika privasi tidak dapat diciptakan dan dijamin,
maka wawancara (kegiatan ataupun prosedur) tidak boleh dilangsungkan sampai ada
tempat yang memungkinkan. Pertemuan tidak boleh berlangsung di tempat yang
dilalui atau disinggahi banyak orang atau tempat terjadinya gangguan, yang
membuat responden merasa tidak nyaman dan hilang ingatan. Meskipun itu hanya
sebuah pengumpulan data dasar yang awal atau tampak sederhana, prosesnya tidak
boleh berlangsung di tempat-tempat yang didatangi orang lain, misalnya tempat
resepsi, koridor, ruang kantor dengan banyak staf.
Tanda peringatan “Dilarang
Mengganggu” (atau pesan sejenis) dapat digantung pada pintu untuk
menginformasikan bahwa sebuah wawancara, prosedur medis, atau sesi konseling
sedang berlangsung . Ini dimaksudkan untuk mencegah adanya gangguan.
Begitu pula ketika ada
pertemuan dengan seorang korban perdagangan orang, telepon genggam harus
dimatikan, karena ini merupakan gangguan yang tidak sopan, dapat muncul kapan
saja, mengganggu saat-saat yang sensitif dan emosional, atau membingungkan
lawan bicara yang salah mengerti percakapan atau menjadi curiga akan
pembicaraan yang berlangsung di telepon.
Jamin kerahasiaan
Menjamin dan memelihara
kerahasiaan merupakan salah satu kewajiban yang paling mendasar bagi
orang-orang atau organisasi-organisasi yang bekerja dengan para korban
perdagangan orang. Menjamin kerahasiaan sangat penting, tidak hanya bagi
keselamatan dan kesejahteraan para korban perdagangan orang, tetapi juga secara
langsung dengan kerelaan para korban perdagangan orang untuk membagi informasi
dan perasaan yang jujur. Prosedur-prosedur yang berhubungan dengan kerahasiaan
harus dilaksanakan secara serius dan dipatuhi secara ketat. Menjamin
kerahasiaan berarti memastikan bahwa segala informasi tentang para korban
perdagangan orang dan yang disampaikan oleh mereka, dan bahwa orang tersebut
diberi informasi tentang langkah-langkah spesifik yang diambil untuk menjamin
kerahasiaannya.
Untuk memastikan bahwa
kerahasiaan tetap terpelihara membutuhkan tindakan pencegahan yang konstan
melalui informasi tertulis, lisan, elektronik, lewat telepon, videografis,
fotografis and bentuk-bentuk informasi yang lain mengenai orang-orang tersebut.
Para korban perdagangan
orang harus diberi jaminan bahwa apapun yang mereka utarakan tidak akan
disebarkan kepada orang lain yang dapat menyakiti, menghindari atau menolak
mereka, ataupun kepada mereka dapat menggunakan informasi sensitif untuk
merangkul, memaksa atau memanipulasi mereka.
Informasi tentang seorang
korban perdagangan orang tidak boleh diperlakukan begitu saja. Informasi
tersebut harus dikomunikasikan atas dasar “perlu diketahui” di antara
pihak-pihak yang terlibat langsung dalam persoalan tersebut. Peringatan harus
digunakan dalam segala hal dimana informasi dibagikan, khususnya bila informasi
tersebut dibagikan kepada pihak ketiga, misalnya tenaga medis lainnya, lembaga
swadaya masyarakat pembantu, dan pihak pemerintah. Bahkan informasi yang
dibagikan dengan tujuan yang baik dapat jatuh ke tangan yang salah jika
prosedur penanganan informasi yang tepat tidak diikuti.
Kerahasiaan juga tidak
menghendaki penggunaan contoh kasus informasi, penerbitan, atau tujuan
pemberitaan publik, kecuali jika detail suatu kasus telah diubah secukupnya
sehingga tidak ada kemungkinan orang tersebut dapat teridentifikasi.
Keputusan-keputusan tentang
pemintaan wawancara dengan para korban perdagangan orang dari para wartawan dan
pihak lain yang mencoba memajukan kasus orang-orang yang telah diperdagangkan
secara gelap. Apakah bertanya kepada seorang yang diperdagangkan secara gelap
apakah ia bersedia berbicara dengan seorang luar merupakan suatu panggilan
penilaian yang berdasarkan kepentingan dan nilai permintaan itu, karakter dan
keterpercayaan orang yang meminta, dan, yang paling penting adalah penilaian
tentang kemungkinan wawancara tersebut dapat mempengaruhi korban perdagangan
orang tersebut. Prinsip yang dianut dalam melakukan penilaian adalah bahwa
kepentingan terbaik korban perdagangan orang dan kesehatannya (seperti yang
diungkapkan oleh orang tersebut dan dipandang dari sudut catatan kesehatannya)
harus menyangkal pertimbangan-pertimbangan lain atau manfaat-manfaat yang
dirasakan dari kontak luar dengan si korban.
Berikan informasi
Salah satu hak para korban
perdagangan orang yang paling penting adalah hak untuk memperoleh informasi.
Agar semua orang dapat mengambil keputusan yang sehat tentang apa yang baik
bagi kesehatan, kesejahteraan dan masa depan mereka dan memiliki pengharapan
yang realistis akan penyedia layanan, mereka harus diberi semua informasi yang
tersedia untuk membuat pilihan. Memperoleh informasi yang lengkap juga
merupakan suatu bentuk pemberdayaan yang dirasakan korban perdagangan manusia
dalam mengontrol kondisi tubuh dan pilihan-pilihannya. Informasi tentang,
misalnya, cakupan bantuan yang mungkin diberikan, pembatasan-pembatasan yang
berhubungan dengan penanganan, resiko dan manfaat yang mungkin dirasakan harus
disediakan sebelum prosedur atau aktivitas yang lain berlangsung, atau
pertanyaan-pertanyaan diajukan tentang keadaan para korban perdagangan manusia.
Sejalan dengan prinsip ini, penting untuk tidak membuat janji-janji yang tak
dapat ditepati atau menyarankan bakal hasil yang belum pasti. Tambahan pula,
menyediakan informasi merupakan suatu komponen penting dalam proses meminta
persetujuan yang dikatakan (lihat tabel berikut).
Informasi pendahuluan untuk penyediaan pelayanan umum
Para korban perdagangan
orang yang pertama kali memasuki sebuah tempat pelayanan membutuhkan informasi
awal yang sangat berharga tentang pelayanan-pelayanan yang disediakan.
Informasi itu harus disampaikan secara jelas dan suportif (dan bila mungkin
dengan tulisan, daripada dengan nada yang terkesan mencampuri urusan orang
lain, mendesak dan merendahkan orang). Ketika menyediakan informasi umum
tentang penyediaan pelayanan, informasi berikut ini harus ditawarkan:
- Pendahuluan
(termasuk pihak pendukung atau nama penyedia pelayanan, posisi, hubungan dengan agen
pendukung utama, dll.);
- Prosedur-prosedur
atau aktivitas-aktivitas yang akan berlangsung, menawarkan detail jadwal, masa
berlangsung, lokasi, pihak yang terlibat, bila perlu;
- Pelayanan-pelayanan
dan
fasilitas-fasilitas yang tersedia, dan kewajiban-kewajiban individu;
- Batasan-batasan
bantuan, pelayanan, atau penanganan;
- Pembatasan-pembatasan
atau batasan-batasan yang harus dihormati oleh korban perdagangan manusia yang
berhubungan dengan penyediaan pelayanan (seperti, “aturan dalam rumah”, pembatasan
gerak, sikap, dll.) dan kewajiban-kewajiban bagi pihak korban perdagangan
orang.
- Pembatasan-pembatasan
atau batasan-batasan yang harus dihormati oleh para korban perdagangan manusia
yang berhubungan
dengan orang lain di luar pusat pelayanan (contohnya, kepolisian, kedutaan
besar, departemen imigrasi) dan kewajiban-kewajiban bagi pihak orang yang
diperdagangkan secara gelap; kerahasiaan dan tindakan pencegahan
- Hak memilih
individu untuk berpartisipasi dalam program, prosedur, aktivitas apapun, dll.
Minta persetujuan verbal
Mengetahui dengan jelas apa
yang sedang diminta dan mempunyai hak untuk menyetujui atau menolak merupakan
hak dasar setiap korban perdagangan orang, dan merupakan aspek dasar hubungan
bantuan yang profesional pada suatu lokasi pelayanan. Adalah penting untuk
menjamin bahwa setiap korban mengerti secara jelas tujuan dan isi suatu
wawancara, penggunaan informasi yang dimaksudkan, haknya untuk menghentikan
wawancara dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Banyak hambatan yang harus
diatasi dalam memperoleh persetujuan verbal secara murni, termasuk
perbedaan-perbedaan yang bersifat linguistik, kultural, dan sosial, ketakutan
atau rasa hormat berlebihan para korban perdagangan orang terhadap pejabat yang
berwewenang, kepercayaan bahwa kerelaan merupakan quid pro quo bagi bantuan, keinginan untuk menyenangkan
hati, keengganan untuk menunjukkan ketidakmampuan untuk mengerti atau bertanya
atau memperoleh kejelasan, dan keinginan untuk mengakhiri sebuah pertemuan yang
tidak nyaman dan menegangkan.
Lagi pula, pertimbangan yang
benar pun harus diberikan pada usia, kemampuan fisik dan mental, tingkat trauma
fisik dan psikologis, ancaman-ancaman yang nyata atau dirasakan dan
langkah-langkah tepat perlu diambil untuk menentukan apakah seorang individu
mampu memenuhi standar persetujuan verbal.
Informasi yang diberikan
untuk memperoleh persetujuan verbal
Cara menyampaikan informasi
ketika meminta persetujuan verbal mempunyai kepentingan khusus.
Informasi yang perlu disediakan sebelum meminta persetujuan
Walaupun informasi tentang
persetujuan untuk aktivitas-aktivitas (contohnya, wawancara medis, tes dan
prosedur medis, sesi konseling, penyelidikan polisi, dll.) yang berbeda bisa
bervariasi, informasi tersebut harus mencakup elemen-elemen dasar berikut:
- Pendahuluan,
termasuk nama, posisi, dan peranan pelayanan (jika belum diberikan;
- Gambaran mendetail
tentang persetujuan apa yang diminta (contohnya, wawancara, uji, prosedur
medis), termasuk gambaran tahap demi tahap dan lama waktu yang diperlukan.
- Semua alasan dan
manfaat wawancara, pelayanan, prosedur, dll. (jangka panjang dan pendek)
- Semua risiko dan
bahaya yang berhubungan dengan wawancara, pelayanan, prosedur, dll. (jangka
panjang dan pendek)
- Perhatikan pokok
persoalan yang secara khusus sensitif dan dapat menimbulkan kebingungan,
aspek-aspek ujian atau prosedur, dll.
- Kapan saatnya
hasil-hasil tes atau prosedur tersedia.
- Pemberitahuan
mengenai hak-hak individu lewat rekaman data, berkas medis, dokumen pribadi, dll.
- Tetap berikan
jaminan kepada orang tersebut bahwa kerahasiaan rekaman data medisnya selalu
dijaga.
Sebagai tambahan, seringkali
bermanfaat untuk menenangkan orang-orang bahwa tidak ada jawaban-jawaban yang
benar atau salah atau reaksi-reaksi yang menyenangkan atau tidak, bahwa
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan itu bersifat standar. Orang-orang yang
berada pada keadaan rapuh seperti ini yang merasa bahwa mereka bernasib baik cenderung
untuk memberatkan setiap pertanyaan atau permintaan, dan merenungkan apa yang
barangkali menjadi jawaban yang “tepat”. Secara khusus karena para korban
perdagangan manusia telah berhasil melewati situasi dimana jawaban yang
“salah”, atau menjengkelkan pihak pengontrol, bisa mengakibatkan bahaya besar,
barangkali penting untuk mengulangi peringatan ini pada saat-saat tertentu.
Hak-hak para individu untuk
memperoleh informasi juga mencakup hak untuk menerima informasi tentang keadaan
mereka sendiri pada waktu yang tepat dan di suatu tempat yang pribadi. Khusus
untuk perihal hasil tes medis, adalah penting untuk menjamin bahwa seorang
individu yang telah menderita stres berat tidak perlu duduk dan bertanya-tanya
tentang hal-hal yang berhubungan dengan kondisi kesehatannya bila tidak perlu.
Juga bermanfaat bila hasil tes (baik positif maupun negatif) disampaikan oleh
dokter yang mulanya bertanggung jawab atas kesehatan korban perdagangan orang
(yakni, ia yang meminta dan menjalankan tes atau prosedur), atau oleh pihak
pendukung utama, dan bukan oleh seseorang yang tidak mengetahui dengan baik
(termasuk tenaga laboratorium dan tenaga medis lain yang kurang terlibat yang
mungkin hanya melakukan kontak singkat dengan si korban pada saat tes atau
pemerolehan sampel tes, sinar-X, dll.).
Menyediakan hasil-hasil tes
medis atau prosedur
Ketika memberikan
hasil-hasil sebuah tes medis atau prosedur, ada beberapa langkah dasar yang harus diikuti:
- Ingatkan orang tersebut mengenai tes atau prosedur apa yang sedang dilakukan dan alasan mengapa disarankan.
- Berikan hasil dengan segera, yakni tanpa penundaan yang lama lewat percakapan yang akan menimbulkan stres awal. Jika hasil-hasil tes kelihatan akan menimbulkan reaksi emosional, bersedialah untuk menjawab dengan cara yang menghibur dan sensitif dan juga berilah ia waktu untuk mempertimbangkan apa yang telah diberitahukan kepadanya. Jika perlu, bersedialah untuk membawa orang tersebut ke seorang pendukung terlatih atau seorang dokter kesehatan mental.
- Jelaskan tentang konsekuensi atau arti hasil-hasil yang diperoleh (yakni, pengaruh apa yang ditimbulkan oleh hasil-hasil itu terhadap kesehatan sekarang, kesehatan masa mendatang orang itu, dll.). Pada umumnya, tes apapun yang hasilnya membahayakan keadaan psikologis dan fisik orang yang dites harus dijelaskan lebih awal (pre-tes) dan konseling harus ditawarkan setelah semua hasil tes diperoleh.
- Gambarkan secara mendetail prosedur tindak lanjut, pengobatan, atau langkah-langkah apa saja yang harus diambil.
- Beri semangat orang tersebut untuk bertanya.
- Ingatkan orang itu akan haknya untuk menyampaikan pendapat kedua.
- Ingatkan orang itu akan haknya salinan hasil tes.
Pemerolehan persetujuan
verbal merupakan sebuah proses, bukan sekadar pertanyaan “ya atau tidak”.
Langkah-langkah umumnya adalah:
Menggunakan nada
dan sikap yang netral, profesional, dan simpatik: Ketika meminta persetujuan
tidak diperbolehkan untuk menekan seseorang atau menyatakan secara langsung apa yang terbaik bagi orang
itu. Adalah penting bahwa semua informasi dan permintaan yang berhubungan
dengan persetujuan disampaikan dengan cara yang netral yang menunjukkan bahwa
orang tersebut bebas memilih dan apapun yang menjadi pilihannya akan diterima
tanpa prasangka.
Menjelaskan dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh si korban perdagangan manusia
yang sedang ditangani tentang betapa pentingnya tes medis dan segala prosedur
bagi kesehatannya dan bahwa semua tes dan prosedur yang dilakukan akan memampukannya untuk
memperoleh lebih banyak kontrol kesehatan selama pemulihan pasca peristiwa
perdagangan orang.
Mendorong pengajuan
pertanyaan. Pada awal proses persetujuan, penyedia pertolongan harus menekankan
kepada korban
perdagangan orang pentingnya bertanya atau mengklarifikasi kapanpun dalam
penyampaian informasi, walaupun itu berarti mengganggu. Ketika penyedia
pertolongan selesai menyediakan informasi yang berhubungan dengan persetujuan,
mereka harus dengan sabar bertanya lagi apakah korban perdagangan orang
tersebut mempunyai pertanyaan-pertanyaan tentang segala hal yang telah
disampaikan.
Mengklarifikasi dan
memparafrase. Dalam keseluruhan proses persetujuan penyedia pertolongan harus
mengamati tanda-tanda yang menunjukkan bahwa korban perdagangan orang tersebut belum
memahami dengan jelas apa yang telah disampaikan. Penyedia pertolongan harus
bersedia mengulang, memperjelas dan memparafrase dengan sabar informasi yang
telah disampaikan. Di bawah tekanan situasi, dan khususnya bila ada hambatan
bahasa, sosial dan kultural, wajar bila para korban perdagangan orang
kehilangan atau salah memahami informasi.
Memastikan
pemahaman. Untuk memastikan bahwa seorang korban perdagangan orang telah
memahami dengan benar apa yang disampaikan, perlu pemformulasian beberapa
pertanyaan baik yang luas (“Apakah ada sesuatu yang telah saya katakan kurang
jelas?”; “Apakah ada sesuatu yang perlu saya ulangi?”) dan yang spesifik.
Pertanyaan-pertanyaan spesifik bisa mencakup pertanyaan tentang hal-hal
tertentu yang tampak rumit dan membingungkan.
Menjamin
orang-orang tersebut bahwa tidak ada dampak negatif yang akan timbul sebagai akibat penolakan
terhadap seluruh atau sebagian dari apa yang diminta atau ditawarkan kepada
mereka. Para korban perdagangan orang terbiasa dengan dampak negatif. Adalah
penting bahwa para staf pendukung mengatakan dengan jelas bahwa seluruh pilihan
berada di tangan korban perdagangan orang dan bahwa ia tidak akan dihukum atau
ditolak karena menolak untuk menyetujui.
Ajukan pertanyaan dengan
sensitif dan bijaksana
Urutan pengajuan pertanyaan,
bagaimana pertanyaan dirumuskan, dan nada yang digunakan penting untuk
memperoleh informasi dan mengurangi resiko orang tersebut menjadi tegang dan
tersinggung. Hal ini benar untuk para pewawancara, pembuat runutan medis, tes
medis dan sesi konseling.
Menghindari
pertanyaan yang diulang-ulang
Orang-orang yang bekerja
dengan korban perdagangan orang sebaiknya mencoba, sebaik mungkin, untuk tidak
meminta informasi yang telah disampaikan sebelumnya (mungkin sudah banyak
kali). Sejauh tidak bertentangan dengan standar kerahasiaan, penting bagi
penyedia pertolongan untuk mengenal berkas kasus seseorang sebelum mengadakan
pertemuan dengannya agar menghindari permintaan informasi yang telah ada.
Adalah bermanfaat untuk melengkapi bagian-bagian yang akan ditanyakan sebelum
mengadakan pertemuan atau membuat janji.
Rangkaian pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan paling
baik diterima bila diajukan sesuai dengan urutan yang mendahulukan
pertanyaan-pertanyaan yang paling kurang sensitif. Bila mungkin – apakah itu
merupakan bagian wawancara atau prosedur atau tidak – tidak berguna untuk lebih
dahulu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan kepedulian akan
kepentingan orang yang dihadapi (yakni, kebutuhan akan kesehatan, kebutuhan
pribadi, isu keselamatan, kenyamanan fisik) supaya membangun rasa percaya. Para
pewawancara sebaiknya mengajukan pertanyaan yang netral dan rendah hati (nama,
tempat lahir, pekerjaan sebelumnya, dll.). Pertanyaan-pertanyaan yang sensitif
biasanya memperoleh tanggapan-tanggapan yang lebih terpercaya bila diajukan
sebelum akhir pertemuan, yaitu setelah terbina hubungan yang baik antara
pewawancara dan orang yang diwawancara. Walaupun mungkin sulit dalam persoalan
pribadi untuk menentukan hal-hal yang akan dipandang sensitif – apa yang
membingungkan bagi beberapa korban perdagangan orang mungkin tidak akan
dirasakan oleh mereka yang lain – ada beberapa hal yang telah terbukti tetap
membingungkan atau sulit. Persoalan yang sensitif biasanya termasuk pelecehan
seksual (khususnya yang terjadi di rumah, sebelum adanya pengalaman perdagangan
orang), anak-anak, anggota keluarga, alamat rumah, persinggungan dengan
penegakan hukum, dan aktivitas-aktivitas ilegal yang mereka percaya telah
terlibat di dalamnya (contohnya, dokumen-dokumen palsu, “pelacuran”,
penyeberang batas secara ilegal, penggunaan obat terlarang, dll.). Adalah
penting untuk mengakhiri wawancara dengan pertanyaan yang kurang sensitif, dan
tidak meninggalkan orang yang diwawancarai diliputi perasaan menderita atau
sangat sedih. Bila mungkin, penting untuk mengakhiri wawancara tersebut dengan
pertanyaan-pertanyaan yang mengakui kekuatan dan semangatnya.
Nada pertanyaan
Cara mengajukan pertanyaan
hampir sama pentingnya dengan isi pertanyaan itu sendiri. Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan dengan cara yang menunjukkan perhatian dan minat biasanya
memperoleh tanggapan yang lebih baik daripada yang diajukan dengan nada
interogasi atau tuduhan, atau dengan cara yang membuat orang itu merasa curiga
bahwa ia tidak akan dipercaya. Memperlakukan orang dengan cara yang menunjukkan
pengertian akan betapa buruk perlakuan yang telah diterimanya, dan
keragu-raguan yang ia rasakan untuk mengingat kembali kenangan pahit atau
menunjukkan emosi yang kuat tidak hanya menghibur, tetapi sekaligus membantu
para korban perdagangan orang untuk mulai membangun kepercayaan akan rasa
kemanusiaan orang lain. Kadang-kadang berguna untuk mengingatkan orang-orang
itu untuk santai dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, atau
menyetujui untuk kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit.
Mendengarkan secara aktif
dan responsif
Mendengarkan secara aktif
artinya berkonsentrasi penuh terhadap orang yang sedang berbicara dan apa yang
dikatakan, dan membenarkan bahwa apa yang dikatakan ditangkap dan dimengerti.
Teknik-teknik mendengarkan secara aktif dan responsif:
Hentikan
pembicaraan. Tidak mungkin orang dapat mendengarkan sambil berbicara.
Bertanya dan
jelaskan. Jika Anda tidak yakin bahwa Anda telah mengerti apa yang telah
dikatakan, tanyakan lagi atau ajukan pertanyaan itu dengan cara lain tanpa rasa
frustrasi atau
membuat orang yang ditanya merasa bodoh atau tak mampu.
Berikan orang waktu
untuk menjawab. Mengijinkan seseorang untuk menceritakan kembali
peristiwa-peristiwa dan mencurahkan emosi dengan caranya sendiri. Jangan
menunggu jawaban secara terburu-buru dan mendesak. Diam tidaklah buruk. Jedah panjang
bisa berarti orang yang ditanya sedang menentukan cara yang terbaik untuk
menjelaskan sesuatu yang sulit, sedang mengumpulkan emosi, atau sedang
mengingat detail spesifik suatu peristiwa. Jangan buat penilaian tentang
kejujuran seseorang ataupun pernyataan berdasarkan sikap diam dan jedah yang
panjang.
Pusatkan perhatian
Anda. Jangan coba melakukan pekerjaan kecil lainnya, memikirkan persoalan lain,
mengatasi masalah-masalah lain, atau merencanakan apa yang akan Anda katakan pada saat orang yang
ditanya berbicara.
Bersikap cerdik.
Perhatikan perubahan air muka, gerak tangan dan tubuh, dan dengarkan nada
pembicaraan. Kadang-kadang apa yang dilakukan atau cara sesuatu disampaikan
menunjukkan secara lebih baik apa coba dikomunikasikan daripada kata-kata yang digunakan.
(Pastikan, bagaimanapun juga, bahwa orang itu merasa nyaman bila diteliti lebih
dekat. Perhatikan apa yang tidak dikatakan. Khusus pada diskusi-diskusi yang
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang menimbulkan trauma atau perasaan
mendalam, persoalan yang dihindari seseorang sama penting (atau lebih) daripada
apa yang sedang dikatakan. Bila dan jika pantas, cobalah untuk mengangkat topik
yang ditinggalkan.
Akui apa dikatakan
orang tersebut.
Adalah penting untuk membiarkan orang itu mengetahui bahwa Anda sedang
menyimak, dan Anda mengerti apa yang ia sedang katakan dan bahwa Anda menaruh
empati pada segala perasaan yang dicurahkan. Hal ini dapat dilakukan dengan air
muka, anggukan, suara-suara kecil yang mengandung penghargaan (uh hmm, ya, saya
mengerti), dan mengulang kembali atau mengkonfirmasi apa yang telah dikatakan
pembicara. Bagaimanapun juga, berhati-hatilah agar tidak menyela, memotong atau
mencampuri ucapan pembicara. Biarkan ia menentukan cara yang dikehendaki untuk
menyampaikan pikiran-pikirannya.
Amati tanda-tanda bahwa
seseorang membutuhkan istirahat selama wawancara atau prosedur berlangsung
Menyampaikan pertanyaan atau
menceriterakan detail sebuah pengalaman perdagangan orang, apakah secara
sukarela atau diminta sebagai bagian dari sebuah proses bantuan, menimbulkan
tuntutan fisik, psikologis dan sosial pada orang-orang yang mengalami stres.
Tidak hanya ramah untuk bersikap sensitif terhadap perasaan dan keletihan orang
lain, tetapi juga bermanfaat bagi proses pemerolehan informasi dan tujuan
bantuan. Orang-orang yang lelah, merasa terusik, menjadi terlalu letih dengan
emosi, atau hilang ingatan akan masa lampau atau masa depan, kurang mampu untuk
mengingat dan menyampaikan informasi. Tambahan pula, perasaan-perasaan ini
dapat membuat orang marah atau bersikap bermusuhan terhadap pihak pendukung dan
proses bantuan. Adalah penting untuk bersikap cerdik dan membaca tanda-tanda
yang menunjukkan bahwa seseorang membutuhkan istirahat, pergantian pokok
pembicaraan, waktu untuk berkumpul dengan sesama dan mengumpulkan ide, atau
hanya mengakhiri aktivitas tersebut. Sebaliknya, tidak aneh bagi seseorang yang
telah menderita dalam diam selama jangka waktu yang lama (atau dalam jangka
waktu yang singkat) untuk merasa kelegaan atau manfaat terapi dengan bercerita.
Adalah penting bahwa orang-orang diijinkan untuk menceritakan apa yang menimpa
mereka dan bagaimana perasaan mereka terhadap peristiwa itu dengan cara mereka
sendiri tanpa terburu-buru, atau disela sebab mereka telah membelok dari pokok
pembicaraan, atau sebab jadwal pihak pendukung yang padat.
Pertimbangkan prasangka dan
praanggapan yang mungkin Anda miliki
Banyak bentuk perdagangan
orang mencakup aktivitas yang dianggap tidak dapat diterima secara sosial atau
bertentangan dengan moral. Perdagangan orang juga melibatkan orang-orang dengan
kelompok latarbelakang etnis, kultur, sosial ekonomi yang berbeda, juga
perbedaan kepribadian. Adalah sangat penting bagi pihak pendukung untuk menilai
apakah mereka memiliki prasangka, praduga, atau perasaan rasis terhadap
orang-orang yang akan menjadi rekan kerja mereka. Pihak pendukung harus
mempertimbangkan perasaan mereka terhadap orang-orang yang telah terlibat dalam
jenis pekerjaan perdagangan orang yang umum (contohnya, pelacuran, mengemis,
pekerjaan rumah tangga), orang-orang yang telah menjadi korban jenis pelecehan
tertentu (contohnya, pelecehan seksual), orang-orang yang menderita penodaan,
penyakit atau cedera fisik (contohnya, HIV, pencacatan fisik akibat cedera atau
lainnya, polio atau cacat akibat ranjau darat), dan orang-orang menganut
keyakinan atau praktek sosial, kultural, dan religius yang berbeda dari yang
mereka anut. Dan lagi, tidak aneh bila orang-orang memiliki prasangka yang
kurang jelas yang berhubungan dengan status sosial ekonomi seseorang. Khusus
untuk pihak-pihak pendukung yang memiliki pelatihan profesional, pekerjaan
tetap, dan standar hidup yang layak, adalah wajar jika merasa memiliki
keunggulan atau kemampuan yang lebih besar daripada orang-orang yang kurang
beruntung atau kurang terdidik atau mereka yang berasal dari daerah pedesaan.
Walaupun beberapa perwujudan prasangka ini dapat mengambil bentuk yang akrab
(yaitu, perlindungan, pengasuhan), penting untuk mengenal kesan-kesan ini dalam
diri seseorang dan memastikan bahwa kesan-kesan tersebut tidak membuat siapapun
mengambil sikap yang mengakibatkan rasa rendah diri pada penerima bantuan.
Percaya. Jangan menilai
Hubungan pemberian bantuan
didasarkan pada kepercayaan. Kepercayaan harus dimiliki lebih dahulu oleh pihak
pendukung. Pihak-pihak pendukung harus bersedia percaya bahwa orang-orang
sedang dibantu mengatakan kebenaran, dan harus menghindari keragu-raguan yang
merusak hubungan pemberian bantuan. Para korban perdagangan orang harus merasa
bahwa apa yang mereka katakan tidak sedang diteliti kejujurannya, dan bahwa
bantuan yang diberikan dengan maksud yang baik, tidak hanya ingin memperoleh
sesuatu dari para korban perdagangan orang (contohnya, informasi), sebelum ia
mulai memperoleh kepercayaan dan menerima bantuan. Kecuali jika ada bukti
faktual bahwa orang tersebut tidak sedang mengatakan kebenaran, tidak perlu
membuat penilaian-penilaian selama
pemberian bantuan berlangsung.
Demikian pula, adalah
penting untuk mengingat bahwa para korban perdagangan orang mempunyai
alasan-alasan yang sangat nyata untuk tidak mempercayai orang lain, untuk
menyesatkan, dan menyembunyikan dan mengubah cerita masa lalu mereka. Sekalipun
seseorang berbohong atau menolak untuk menyingkap informasi tertentu tentang
peristiwa, kelupaan atau perubahan dalam bagian-bagian ceritanya, ini bukan
alasan untuk tidak mempercayai informasi lain yang disampaikan, atau untuk
menentukan bahwa orang itu tidak layak dipercaya.
Jaga profesionalisme dan
perlakukan orang lain dengan hormat dan kasih
Bertindak secara profesional
berarti memperlakukan seseorang dengan hormat dan kesetaraan. Adalah biasa bagi
para profesional yang berada pada posisi pengawas (yaitu, terhadap informasi,
pelayanan atau barang-barang) untuk menggunakan nada yang penuh ayoman, atau
bahkan terpengaruh untuk menggunakan gaya yang secara tidak langsung menyatakan
dominansi intelektual dan profesional, karena itu orang yang menerima bantuan
merasa putus asa dan tunduk. Situasi seperti ini membahayakan hubungan
pemberian bantuan, khususnya bagi para korban yang pernah dipaksa untuk
bersikap patuh melalui teror. Sangat mudah bagi para korban yang pernah
mengalami trauma untuk menerima rasa rendah diri dan ketergantungan mereka, dan
merasa lemah serta terhina. Di satu pihak, para pihak pendukung sebaiknya
menjaga jarak dan sikap profesional. Tetapi, di lain pihak, mereka juga
menghibur dan menentramkan. Orang-orang yang menerima bantuan akan merasa bahwa
mereka telah menjadi bagian suatu hubungan kesetaraan yang memungkinkan segala
keputusan mereka dihormati. Para korban juga harus merasa bahwa pihak pendukung
tersebut peduli terhadap mereka dan selalu bekerja demi kepentingan mereka.
Jamin bahwa para korban
perdagangan orang dapat mengontrol kondisi tubuh dan komunikasi
Dalam tingkat yang
bermacam-macam, proses pemberian bantuan menghendaki agar salah seorang
bertindak sebagai pemimpin atau memberikan petunjuk. Walaupun demikian, penting
bahwa orang yang dibantu merasa mampu mengatasi apa sedang menimpa dirinya dan
akan dapat membuat keputusan-keputusan demi masa depannya. Seperti yang telah
dikatakan sebelumnya, orang-orang mengatasi cobaan berat dengan menjadi sangat
sensitif (dan curiga) terhadap apa yang diinginkan orang lain dari mereka, dan
dengan mengerti kepatuhan mereka. Khusus dalam hal kesehatan fisik dan mental,
prosedur-prosedur dan pertanyaan-pertanyaan dapat mengganggu dan mungkin
dirasakan sebagai pelanggaran lanjutan. Setiap upaya harus dilakukan guna
memastikan bahwa orang yang menerima bantuan tidak merasa terpaksa atau dipaksa
untuk melakukan pertemuan, dan selalu mengerti apa yang sedang berlangsung dan
secara suka rela menyatakan setuju dengan upaya selanjutnya. Pihak pendukung
dapat mendorong para korban perdagangan orang untuk ikut mengawasi proses
pemberian bantuan dengan, misalnya, secara sabar menyampaikan gambaran yang
jelas mengenai pilihan-pilihan, mengingatkan orang-orang bahwa segala keputusan
berada di tangan mereka sendiri dan bahwa segala keputusan itu bukan demi
kepentingan pihak pendukung, memberi mereka waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan pilihan mereka, dan kapan mereka mengambil keputusan, dengan
memberikan dukungan bagi pengambilan keputusan tersebut.
Tentramkan hati para korban
perdagangan orang bahwa mereka tidak dipersalahkan
Menyalahkan diri sendiri
merupakan sebuah reaksi yang umum terhadap pengalaman menjadi korban
perdagangan orang. Penting untuk membiarkan para korban perdagangan orang
mengetahui bahwa apa yang telah menimpa mereka bukan kesalahan mereka. Adalah
berguna untuk menunjukkan bahwa perdagangan orang merupakan sebuah tindak
kriminal yang menimpa banyak orang di seluruh dunia, dan bahwa mereka tidak
bertanggung jawab baik secara kriminal maupun moral karena telah ditipu atau
dipaksa melakukan perjalanan atau terlibat dalam tindakan-tindakan yang telah
terjadi. Melalui jaminan-jaminan ini pihak pendukung mulai mengurangi rasa
bersalah yang dapat menghambat pemaafan diri dan pemulihan, dan menyatakan
bahwa mereka tidak menghakimi atau mempersalahkan si korban.
Informasikan kepada para
korban perdagangan orang bahwa mereka berhak atas tes dan laporan forensik
Semua korban perdagangan
orang harus diberi informasi tentang hak mereka untuk memperoleh tes media
forensik dengan tujuan yang jelas untuk membuat tuntutan kriminal atau hukum
terhadap para pedagang gelap, atau orang lain yang telah melecehkan dan
mengeksploitasi mereka. Laporan-laporan dari tes medis forensik bisa menjadi
bukti yang sangat penting dalam pengaduan hukum, khususnya yang berhubungan
dengan pelanggaran seksual, tes tersebut harus mencakup, paling kurang:
- Tes Atas Trauma Fisik;
- Penentuan Penetrasi Atau
Paksaan;
- Wawancara Pasien; Dan
- Himpunan Dan Evaluasi Bukti.
Pencakupan prosedur-prosedur
tambahan (contohnya, tes penyakit kelamin menular) untuk memperoleh bukti atau
memberikan perlakuan mungkin dapat ditentukan sesuai dengan hukum, kebijakan,
dan praktek yang berlaku. Penentuan
waktu hampir selalu menjadi inti dalam hal pengumpulan bukti medis. Adalah
sangat penting bahwa para penyedia pelayanan segera (yakni, pada kontak
pertama) menginformasikan kepada para korban perdagangan orang bahwa mereka
mempunyai hak atas tes medis forensik, dan begitu tes itu selesai berlangsung,
staf pendukung mempersiapkan sebuah tes medis forensik. Sudah menjadi tanggung
jawab staf pendukung untuk memastikan
bahwa para korban perdagangan orang memperoleh salinan semua laporan dengan
segera.
Informasikan kepada para
korban perdagangan orang bahwa mereka berhak atas semua salinan daftar
kesehatan dan medis
Setiap korban perdagangan
orang harus diberitahu bahwa ia berhak memperoleh salinan medis dan segala
catatan yang berhubungan dengan kesehatan, termasuk hasil tes diagnosis, sinar
X, tes laboratorium, catatan untuk penanganan selanjutnya. Bila mungkin,
ringkasan laporan medis dari dokter pertama sebaiknya disediakan dalam bahasa
asli korban tersebut. Akses kepada catatan medis merupakan sebuah hak yang
harus selalu didorong, tetapi khususnya ketika ada (a) penyerahan kepada
pekerja medis lain, lembaga kesehatan atau koordinasi rekan pelayanan; (b) pada
tahap penyatuan kembali; (c) pada akhir tahap perkembangan yang sangat
menentukan sebagai bagian dari usaha untuk
menjamin kesembuhan pasien; dan (d) pada saat ada permintaan dari korban
perdagangan orang.
Peringatkan para korban
perdagangan orang akan kesehatan badan mereka
Adalah penting untuk
mengakui kengerian akibat pengalaman setiap korban perdagangan orang, kekejaman
dan ketidakadilan pedagang orang dan perlakuan orang lain, dan untuk
mengingatkan betapa mereka telah mampu mengatasi keadaan tersebut. Para staf
pendukung dapat saja menggunakan contoh-contoh spesifik dari kisah orang lain
untuk menunjukkan ketangguhan dan kecerdikan para korban dalam mengatasi
pengalaman yang sulit.
Penerjemah lisan
Seorang penerjemah lisan
adalah penghubung vital antara para korban perdagangan orang dan para staf yang
mencoba membantu mereka. Para penerjemah lisan tidak hanya bertanggung jawab
untuk menerjemahkan kata-kata yang diucapkan seseorang, tetapi juga bertanggung
jawab untuk menyampaikan konsep dan makna. Penyampaian informasi menjadi vital
bagi kesehatan dan kesejahteraan para korban perdagangan orang. Bila
penerjemahan dilakukan dengan baik, maka hubungan pelayanan dapat berkembang
dengan pesat. Tetapi sebaliknya bila penerjemahan dilakukan dengan buruk, maka
hubungan itu dapat dirusak dan terkadang sulit dipulihkan. Ada beberapa hal
penting yang perlu dipertimbangkan saat menyeleksi dan mempekerjakan penerjemah
lisan. Sebagain besar hal ini didasarkan pada konsep bahwa: para penerjemah
lisan adalah manusia dan tidak selamanya netral. Mereka adalah orang-orang yang
mempunyai ide, opini, prasangka, teman, latar belakang, dan hidup di luar tugas
mereka sebagai “penyambung lidah” atau suara bagi orang lain. Ini berarti dalam
mempekerjakan seorang penerjemah lisan secara mutlak penting untuk mengujinya
dengan cukup teliti. Tanpa ujian yang layak, sekurang-kurangnya, seorang
penerjemah lisan yang buruk akan salah menyampaikan informasi yang penting. Dan
pada tingkat yang paling buruk, ia akan menjerumuskan para korban perdagangan
orang, staf pendukung bahkan seluruh misi bantuan ke dalam bahaya.
Berikut ini adalah
faktor-faktor yang penting bagi para penerjemah lisan:
Faktor pertama adalah
keamanan.
Harus ada pengecekan keamanan yang menyeluruh terhadap orang-orang yang digaji
untuk menerjemahkan bagi para korban perdagangan orang. Meskipun dalam keadaan yang
mendesak dan amat dibutuhkan penerjemahan, penerjemah “relawan” yang tidak
dikenal dengan baik oleh staf pendukung atau mereka yang belum dicek
keamanannya sebaiknya tidak dipekerjakan.
Faktor kedua yang perlu dipertimbangkan
dalam menyeleksi seorang penerjemah yang efektif adalah apakah ia
menyembunyikan diskriminasi terhadap orang-orang yang akan dihadapinya; korban
perdagangan orang atau dokter. Masalah-masalah yang berhubungan dengan sikap
penerjemah lisan merupakan hal yang sering tidak terdeteksi jika para
penerjemah tidak diuji secara layak. Khusus di daerah-daerah yang telah dilanda
atau terus mengalami konflik etnis dan nasional, mempekerjakan seorang
penerjemah lisan tanpa mengetahui apakah ia bertahan terhadap prasangka
merupakan suatu resiko signifikan. Prasangka penerjemah mungkin merupakan
prasangka yang tidak berbahaya, atau mungkin mencakup rasa benci yang ekstrem.
Bagaimanapun juga, hal-hal tersebut di atas tampaknya akan mempengaruhi
penyampaian informasi. Jika selama proses pengujian tidak diajukan
pertanyaan-pertanyaan spesifik dan penyelidikan terhadap opini-opini pribadi,
perasaan-perasaan semacam ini akan sulit dideteksi pada saat penerjemahan
berlangsung.
Faktor ketiga dalam
mengidentifikasi seorang penerjemah lisan adalah latar belakang dan hubungan
pribadinya. Orang-orang yang bertindak sebagai penerjemah lisan seringkali berasal
dari daerah, bahkan dari desa yang sama dengan orang yang pembicaraannya ia
terjemahkan. Untuk beberapa korban perdagangan orang, hal ini mungkin menggembirakan,
tetapi untuk orang lain hal ini dapat menghambat mereka untuk berbicara tentang
hal-hal pribadi karena adanya ketakutan bahwa cerita mereka bakal berakibat
buruk bagi keluarga dan kelompok mereka. Tambahan pula, bila orang-orang
berasal dari daerah yang sama, khususnya daerah yang telah lama dilanda
konflik, adalah mungkin bahwa seseorang mengenal orang lain sebagai penyebab
masalah bagi baik bagi dirinya maupun keluarganya, tetapi, untuk sejumlah
alasan, ia mungkin ragu untuk mengatakannya. Dalam kasus-kasus seperti ini,
korban perdagangan manusia mungkin tidak akan memberikan informasi tentang diri
mereka atau tentang apa yang telah menimpanya, dan akan sulit untuk menjelaskan
mengapa.
Bila para penerjemah lisan
telah diuji dengan cukup teliti, sangat penting bahwa semua penerjemah diberi
pembekalan kepekaan dan pelatihan sebelum menerjemahkan bagi para korban
perdagangan orang. Pelatihan dan pembekalan kepekaan termasuk pemberian
informasi dan istilah yang tepat untuk:
- Perdagangan orang
- Kekerasan
terhadap perempuan (bagi yang
menerjemahkan untuk para perempuan)
- Pelecehan anak
(bagi yang menerjemahkan untuk anak-anak)
- Masalah-masalah di
bidang kesehatan atau pengobatan yang perlu diatasi, contohnya, kesehatan fisik,
kesehatan reproduksi, kesehatan psikologis, dll.
Pelatihan penerjemah
tersebut diharapkan dapat membantu menyiapkan para penerjemah lisan untuk
menerjemahkan istilah-istilah dan konsep-konsep yang belum mereka kenal
(khususnya istilah medis) dan membuat mereka sadar akan tabiat yang sensitif
dan alamiah (misalnya, rasa malu) akan materi yang diterjemahkan. Hal yang
sangat perlu ditekankan adalah perlunya para penerjemah bersikap secara
menyenangkan dan sabar terhadap orang yang pembicaraannya diterjemahkan.
Bagaimana mengetahui bahwa seorang korban
perdagangan orang tidak merasa nyaman tidak senang atau tidak mempercayai
penerjemah?
Mengetahui apakah seorang
korban perdagangan orang merasa senang dengan penerjemah yang ditunjuk
merupakan dilema yang agak kompleks, juga sangat penting. Bila sebuah wawancara
dimulai, bisa saja sulit bagi seorang staf pendukung untuk mengetahui bahwa
seorang korban perdagangan orang tidak merasa nyaman dengan penerjemah.
Pengecekan untuk memastikan bahwa penerjemah yang dipilih diterima oleh korban
perdagangan orang akan membutuhkan sedikit lebih banyak waktu dalam jangka
waktu singkat, tetapi akan menghemat waktu dan energi (dan mencegah masalah)
dalam jangka waktu yang lama. Salah satu pengecekan yang mungkin adalah, bila
si korban dapat membaca, menyiapkan kartu yang tertulis dalam bahasa ibunya
yang berisikan pertanyaan-pertanyaan “ya” atau “tidak” yang bertujuan untuk
mengidentifikasi apakah ia juga merasa nyaman dengan, menyukai, dan bersedia
untuk berbicara terbuka kepada penerjemah. Setelah percakapan pembuka berakhir,
penerjemah dapat diminta untuk meninggalkan ruangan dan kartu yang ditelah
diisi. Kartu tersebut sebaiknya diberikan pada awal pertemuan, dan diberikan
lagi setelah itu, sesuai dengan kebutuhan.
Untuk mereka yang tidak dapat membaca, staf pendukung mungkin
sebaiknya menghubungi lembaga-lembaga swadaya masyarakat di tempat asal korban
yang dapat menanyai mereka.
Beberapa Hal Tambahan dalam
Wawancara Korban Perdagangan Orang
Identifikasi korban dilakukan
dengan cara mewawancara individu, yakni dengan
mengajukan daftar pertanyaan (screening form) yang mengarah pada
pengertian perdagangan orang.
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan pewawancara sebelum melakukan wawancara/screening, diantaranya:
Kondisi
Pastikan tempat wawancara
yang aman dan tertutup, dengan memastikan tidak ada orang yang akan mengganggu
jalannya wawancara. Pastikan membangun rapport (kedekatan) dengan individu
sehingga dia merasa dihormati atau merasa nyaman untuk bercerita, mengingat
pertanyaan yang akan diajukan mungkin terlalu pribadi bagi individu. Pastikan
juga kondisi fisik dan mentalnya siap untuk menjawab pertanyaan. Hindari
pertanyaan yang sifatnya interogatif.
Perkenalan
Pewawancara harus
memperkenalkan dirinya dan peran atau kapasitasnya dalam organisasi atau
tempatnya bekerja. Hal ini penting untuk menghilangkan keraguan dan
ketidaknyamanan individu.
Penjelasan
Jelaskan secara singkat
untuk keperluan apakah informasi yang didapat dari individu, dan yakinkan bahwa
informasi-informasiyang didapatitu akan dijaga kerahasiaannya. Jelaskan pula
bantuan apa yang dapat diterima individu, dan memastikan bahwa individu
memberikan persetujuannya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Yakinkan
bahwa dia bisa berhenti sewaktu-waktu kapanpun dibutuhkan.
Setelah melakukan wawancara
dan menemukan bukti-bukti adanya tindak pidana perdagangan orang, maka individu
bisa ditetapkan statusnya sebagai korban. Langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi bantuan apa yang dibutuhkan korban. Eksploitasi yang pernah
dialami korban tentu akan berdampak pada kondisi kesehatan fisik, psikologis,
ataupun kesehatan reproduksi. Untuk mengetahui kebutuhan apa yang perlu
diberikan kepada korban, maka korban perlu segera dipindahkan dan dirujuk ke
instansi atau organisasi yang memberikan pemulihan dan rehabilitasi sosial bagi
korban.
Catatan tambahan dalam mewawancara
anak-anak (dibawah 18 tahun) :
- Hanya staf yang berpengalaman dalam
memahami kebutuhan dan hak anak yang melakukan wawancara. Lebih dianjurkan yang berjenis
kelamin sama dengan anak yang akan diwawancarai
- Bicarakan sesuatu
yang familiar terhadap anak, ini penting untuk membangun rapport
- Siapkan tempat yang
aman dan nyaman (jika perlu menyediakan sesuatu yang dapat membuatnya asyik, seperti
boneka, buku, atau permainan lain)
- Jangan
terburu-buru, biasanya anak membutuhkan waktu lama dalam mengingat kejadian
yang dialaminya akibat doktrin yang diberikan pelaku
- Ciptakan suasana
yang santai dan
informal (jangan memaksakan agar anak menjawab dengan segera)
- Gunakan bahasa yang
sesuai dengan usia anak (child friendly)
- Dalam memberikan
penjelasan, usahakan yang mudah dimengerti anak (misalnya dengan menggunakan
alat bantu/visual)
- Pertanyaan dikondisikan
dengan kapasitas dan mental anak
- Mulailah dengan
pertanyaan terbuka seperti “apa yang dilakukan majikan terhadap kamu?” dan
hindarkan pertanyaan menjurus, seperti, “apakah majikan kamu menyiksamu?”
- Orang tua harus
dihadirkan pada
saat wawancara dilakukan. Jika tidak memungkinkan (misalnya karena orang tua
terlibat dalam perdagangan orang, atau keberadaan orang tua belum diketahui)
maka pendamping terlatih, atau psikolog atau pekerja sosial harus mendampingi
sepanjang wawancara berlangsung
- Tutup sesi
wawancara dengan memberikan pujian bagi anak, bahwa dia telah menjawab semua
pertanyaan dengan baik dan memastikan bahwa kita siap kapan saja bila korban
anak membutuhkan teman bicara