VISI KAMI

“ AGAR HAK DAN MARTABAT MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH DIAKUI DAN DIHORMATI. ”

Senin, 22 Oktober 2012

TKI dan Barang Dagang


Dua hari terakhir ini masyarakat Indonesia khususnya di kalangan para pemerhati  masalah perdagangan manusia dan migrant, sedang  ramai membicarakan masalah pemasangan iklan “ Obral “ Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia. Sangat disayangkan memang, KBRI di Malaysia melalui Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno pun telah melayangkan nota protes kepada pemerintah malaysia agar menindak pemasang iklan tersebut. Bahkan tak lama berselang pihak Kementerian Luar Negeri Malaysia mengeluarkan pernyataan pers yang memandang serius masalah tersebut dan mengecam tindakan tak bertanggung jawab itu.

Kalimat “Indonesian Maids Now On Sale” dalam iklan tersebut terdengar sungguh tidak mengenakan di telinga kita sebagai orang Indonesia. Ada nada pelecehan di dalam kalimat tersebut. Yach…. sepertinya tenaga bangsa ini diobral bak layaknya barang dagang yang sedang cuci gudang.
Namun sepertinya saya juga harus mendengarkan pendapat dari teman Facebook saya yang merupakan orang awam dalam hal ini.



Minggu, 21 Oktober 2012

Kesaksian Seorang TKI di PBB


17 Oktober 2012
TKI KORBAN TRAFFICKING BERSAKSI DI PBB
TEMPO.CO, Wina - Seorang tenaga kerja wanita dari Indonesia yang menjadi korban perdagangan manusia bersaksi di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia menjadi narasumber dalam salah satu acara dalam rangka Konferensi Negara Pihak Konvensi PBB Anti-Kejahatan Teroganisasi Lintas Negara. TKW dengan nama samaran Memey ini merupakan korban perdagangan manusia komplotan yang beroperasi di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Memey awalnya dijanjikan akan bekerja di restoran atau menjadi pembantu rumah tangga. "Ternyata saya disuruh melayani tamu," ujar perempuan 28 tahun itu di kantor PBB di Wina, Austria, Rabu, 17 Oktober 2012.
Memey berangkat ke Malaysia pada Maret 2006 lewat Semarang menuju Entikong, Kalimantan Barat, dengan menggunakan kapal. Sesampainya di Entikong, ia bersama dua rekan lainnya diserahkan ke sekelompok pria di perbatasan Entikong.